Minggu, 23 September 2012

Sandi Morse Tuhan

Sewaktu jaman telegraph sedang berjaya, ada seorang anak muda yang begitu mencintai sandi-sandi morse & bermimpi dapat bekerja di perusahaan pengiriman pesan kilat tersebut.

Hingga suatu hari kesempatan itu datang, perusahaan telegraph mengumumkan adanya sebuah lowongan.

Dengan bersemangat anak muda tersebut datang ke perusahaan itu untuk melamar.morse

Ketika memasuki perusahaan telegraph itu, ia ter kagum-kagum melihat sekeliling bagaimana para pekerja sibuk & terdengar ramai suara-suara sandi morse.

Namun ternyata peminat atas pekerjaan itu tidak-lah sedikit.

Banyak orang telah duduk menunggu tuk melakukan wawancara.

Oleh repsesionis dia diminta mengisi formulir sambil duduk menanti bersama para pelamar lainnya.

Namun ketika ia telah selesai mengisi formulir, tiba-tiba anak muda itu berdiri & segera masuk ruang wawancara tanpa menunggu dipanggil.

Hal itu tentu saja membuat para pelamar lainnya ber tanya-tanya.

Apa lagi beberapa saat kemudian diumumkan bahwa pemuda itu mendapatkan pekerjaan tersebut.

Mereka pun protes dengan keputusan itu.

Akhirnya pihak manajemen memberi penjelasan:
“Anak ini datang bukan hanya menunggu dipanggil, namun ia benar-benar menguasai & mencintai sandi-sandi morse. Sedari tadi kami sudah memberikan informasi melalui sandi morse yg berbunyi ‘Jika Anda sudah selesai mengisi formulir, silahkan masuk untuk wawancara’ Hanya anak ini menangkap informasi tersebut sedangkan saudara-saudara tidak”.

Terkadang, kita seperti para pelamar itu.

Kita sibuk dgn permintaan kita, sehingga kita tidak tahu bahwa Tuhan sedang berbicara dengan kita.

Akhirnya, berkat yang harusnya kita terima terlewatkan, hanya karena kita tidak peka dengan Sandi Morse Tuhan.

Untuk itu mari kita belajar seperti anak muda yg mencintai sandi morse itu. Ketika kita datang kepada Tuhan, kita bukan hanya sibuk dengan permintaan dan pikiran kita sendiri, namun juga mengarahkan telinga rohani kita kepada suara dan Sandi MorseNya.

Saya teringat dengan kata-kata mantan presiden Amerika John F. Kennedy.

The Chinese use two brush strokes to write the word ‘crisis.’ One brush stroke stands for danger; the other for opportunity. In a crisis, be aware of the danger — but recognize the opportunity

Terjemahan bebasnya kurang lebih seperti ini:

Orang China menggunakan 2 goresan untuk kata krisis, goresan pertama bermakna bahaya, goresan kedua bermakna kesempatan. Pada saat krisis pahamilah bahaya nya, tetapi kenalilah kesempatannya.

Dan ini sangat klop dengan pesan Tuhan 14 Abad silam “Sesungguhnya dibalik setiap kesulitan itu terdapat kemudahan”. Jadi dalam situasi sesulit apapun kalau kita memang jeli, pasti ada ada hikmah yang bisa kita ambil.

Semoga kita bisa memanfaatkan setiap kesempatan terbaik dalam hidup ini.
 

 sumber: artikel internet, Wahyu Puji Y.
------------------------------------------------------------
Nahrowi
Undergraduate Student of Physics
Universitas Indonesia
Jalan Raya Sawangan
Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, Depok
Jawa Barat, Indonesia