Taujih Ust. Anis Matta, Lc.
Assalamu'alaikum wr. wb.
Saya yakin Antum semua di bulan Ramadhan kemarin telah mengkhatamkan Alquran. Tinggal masalahnya, berapa kali khatam?
Ikhwah fillah.
Interaksi kita dgn Alquran baru akan terwujud ketika kita merasa
dibimbing Alquran dlm setiap interaksi kita, termasuk pengalaman2 hidup
kita. Pola interaksi kita dgn Alquran itulah yg harus kita tingkatkan,
agar Alquran benar2 memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita.
Ikhwah fillah.
Salah satu kandungan Alquran adalah sejarah yg berisi fakta2 kemudian
ditafsirkan. Tujuan utamanya bukan menguasai fakta2 itu, tetapi
bagaimana kita mengambil pelajaran dari fakta2 sejarah tersebut.
Kisah Alquran yg erat kaitannya dgn kehidupan bernegara, di antaranya
adalah kisah Nabi Yusuf, Nabi Sulaiman, dan Nabi Musa vs Penguasa kala
itu.
Nabi Musa mengajarkan kpd kita tentang bagaimana memposisikan diri sbg
oposisi. Nabi Yusuf mengajarkan kpd kita konsep dan aplikasi tentang
"musyarakah" sehingga kisahnya yg berawal di penjara dpt berujung di
istana. Berbeda lagi kisah tentang Nabi Sulaiman, yg bercerita tentang
bagaimana jika agama telah mampu menguasai negara. Ketiga cerita tsb
meskipun berbeda, tetapi mempunyai persamaan:
(1) Konflik.
Baik ketika beroposisi, bermusyarokah, maupun menguasai negara, konflik
itu selalu ada. Bahkan (cikal bakal) konflik antara Nabi Musa dan
Fir'aun telah ada jauh sebelum Nabi Musa lahir, yaitu keinginan Fir'aun
melenyapkan setiap bayi laki-laki karena dikhawatirkan akan
menyingkirkan kekuasaannya. Konflik adalah salah satu bentuk cobaan
Allah kpd manusia. Manusia yg paling keras cobaannya adalah para nabi
dan org2 yang paling "mirip" dgn para nabi itu (orang2 shalih).
Konflik itu biasa, bahkan konflik antara Yusuf&Benyamin (satu
ibu-satu bapak) dengan saudara2nya yang juga anak-anak keturunan Nabi
(keluarga Yusuf, 4 generasi ke atas adalah Nabi semua) hingga berujung
pada skenario pembunuhan. Apalagi hanya dalam sebuah organisasi atau
negara. Kata Sayid Qutb: kita tidak bisa memilih untuk tidak berkonflik,
yang bisa kita pilih adalah di kubu mana kita berada. Khusus cerita
Yusuf kita dapati konflik terjadi karena kecemburuan aka kadar
keikhlasan saudara-saudaranya. Maka, prinsip dakwah kita yang pertama
dan utama adalah
salamatush-shadr.
(2) Konspirasi.
Hal yg patut dicatat: ayat2 yg berkaitan dgn konspirasi kpd para nabi
itu dikaitkan dgn keimanan kpd Allah dan kpd taqdir, supaya kita punya
keyakinan bahwa Allah-lah yg mengendalikan semuanya. Dialah sebaik-baik
tipu daya. Kita lihat bagaimana kisah Nabi Musa yg diselamatkan Allah
dengan mengantarkan beliau ke istana Fir'aun melalui Sungai Nil kemudian
ditemukan oleh isteri Fir'aun. Siapakah yg mengendalikan pikiran isteri
Fir'aun sehingga Musa diselamatkan dan diijinkan menikmati hidup di
istana? Bukankah sebelumnya Fir'aun ingin agar setiap bayi laki-laki
dibunuh? Mengapa dia justeru setuju utk membesarkan Musa di istananya?
Allah telah mengubah persepsi Fir'aun dan isterinya sehingga menyelisihi
niatnya sendiri.
Ingat pertempuran Fir'aun dan Musa, ketika Musa terjepit Ia justru lari
ke laut. Logika perang modern dimana-mana kalau terjepit larinya ke
gunung atau hutan bukan ke laut. Maka tatkala Fir'aun mengetahui hal
itu, ia dan pasukannya besorak karena sangat mudah menghancurkan Musa
dan pengikutnya. Tapi Allah punya rencana, diperintahkan Musa memukulkan
tongkat ke laut dan terbelah-lah lautan. Fir'aun pun tak sempat
berpikir panjang, mengejear ke tengah lautan yang terbuka, dan ia pun
binasa ditelan lautan.
Demikian pula, siapakah yg mengendalikan pikiran saudara Yusuf sehingga
mereka hanya menceburkan Yusuf ke dlm sumur, dan bukan membunuhnya?
Ingat, sebab utama konflik antara Nabi Yusuf dan saudara2nya adalah
KECEMBURUAN, yg berakhir pada konspirasi utk membunuh Yusuf as. Jika
kita punya kesadaran ttg kekuasaan Allah, tdk boleh ada ancaman yg
membuat kita berhenti bergerak dan berjuang. Maka, jangan pernah
memandang besar dan kuat thp musuh2 kita. Allah-lah yg memberikan kita
kekuatan dan persepsi itu.
(3) Jarak.
Yg dimaksud di sini adalah jarak antara mimpi dan realisasi atas mimpi
itu. Kita harus punya optimisme bahwa mimpi kita pasti terwujud. Harus
punya nafas perjuangan yg panjang agar mimpi kita terwujud. Berapa lama
jarak antara mimpi Nabi Yusuf dan realisasi kekuasaan beliau? Salah satu
riwayat menjelaskan, jarak itu adalah 40 tahun. Kesabaran Yusuf itulah
yg menjadikannya dimenangkan oleh Allah SWT.
Kesabaran adalah factor yang sangat penting dalam suatu perjuangan.
Kisah nabi Yusuf antara dibuang saudara-saudaranya dengan realitas mimpi
ayahnya nabi yakub, bahwa saudara-saudara akan menyembah/sujud ke nabi
Yusuf, adalah sekitar 40 tahun (8x pemilu), riwayat lain 80 tahun (16x
pemilu). Jatuh bangun dalam pilkada, pileg, adalah biasa dalam pendakian
menuju kemenangan. Yg pasti, kita harus terus naik, meskipun dlm
perjalanan naik itu kadangkala butuh istirahat. Kalaupun kita
menang pilkada bahkan memenangkan negara ini masih akan panjang
perjuangan (tantangan dan konfliknya). Usai negara kita harus berjuang
dan berkonflik memenangkan tahap berikutnya hingga sampai ustaziyatul
a’alam. Jadi miliki nafas yang panjang, jangan patah arang apalagi hanya
karena survey.
Siapa yg akan menang, adalah mereka yg berumur lebih panjang: stamina
tetap, teknik semakin baik. Pemimpin Bosnia kala tahun 1994 diwawancarai
oleh Fox News ditanya tentang masa depan Bosnia, beliau mengatakan,
"Yang memenangi peperangan ini bukanlah yg membunuh lebih banyak jiwa,
tetapi siapa yg bisa hidup lebih lama." Fakta sejarah menunjukkan bahwa
pada akhirnya Serbia pergi dan Bosnia berdiri merdeka.
Yakinlah kapanpun itu kita akan tetap menang pada akhirnya. Mana lebih
lama umur negara atau agama? Imperium Romawi-Yunani sekarang mana? Tapi
agama yang dulu pernah mereka kalahkan sampai hari ini masih tetap ada.
Maka karena kita berjuang untuk agama ia akan selalu menang! Politisi
menciptakan voters, tapi agama menciptakan Followers. Kuat mana voters
dan followers?
(4) Mindset.
Baik Nabi Yusuf, Musa, maupun Sulaiman, ketiganya punya mindset sebagai
PEMENANG, bukan pengabdi. Coba perhatikan, Doa Nabi Sulaiman yang sangat
dahsyat: robbii hablii mulkan laa yanbaghii li ahadin min ba'dii.
Sulaiman minta negara dan ia minta negara itu tidak diberikan kepada
selainnya. Kita doanya apa? kita doa minta istri, anak2 sholeh, dan
semua itu diberikan oleh Allah. Tapi pernahkah kita berdoa minta negara?
*Sulaiman bukan hanya minta negara, tapi negarayang tak diberikan Allah
kepada setelahnya.* Kalau kita tak pernah meminta (berdoa) minta negara
akankah Allah berikan kita negara ini? Oleh karena itu mari kita tambah
doa-doa kita dengan doa Sulaiman. *Kalau kita minta negara maka Allah
akan sertakan segala isinya, tapi kalau kita hanya minta suami, istri,
anak sholeh belum tentu negara akan diberikan pada kita.
☺* Berdoalah kepada Allah agar kita diberikan kekuasaan yg dengannya
kita memperbaiki umat dan bangsa ini. Bahkan lebih daripada itu, kita
akan tunjukkan peran kita di muka bumi ini.
Apakah Antum siap untuk mengubah mindset sebagai pemenang? Apakah Antum
siap memenangkan dakwah ini? Yakinkah Antum dengan kemenangan yang akan
Allah berikan?
Wassalamu'alaikum wr. wb.
(dikembangkan dari 'rekaman' ikhwah di Tangsel)
Ciputat, 2 September 2012