(Disampaikan pada pengajian men jelang buka di Masjid As- Salam)
Assalaamu'alaikum
"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang"
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, atau duduk, atau dalam
keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi". surah Ali Imron ayat 190-191.
Ayat di atas menjelaskan tentang kebesaran Allah; bahwa keberadaan
dan kebesaran-Nya dapat dibuktikan melalui adanya alam semesta. Orang-orang
yang berakal (ulul Albab/cendekiawan) yang disebutkan dalam ayat itu dapat
membuktikan keberadaan Allah melalui penelitian terhadap ciptaan-Nya. Sehingga tidak
mengherankan, tidak sedikit manusia yang pada mulanya berada dalam
kejahiliyahan, akhirnya memeluk Islam dan menjadi muslim yang teguh setelah
menemukan kebenaran pernyataan Alquran tentang tanda-tanda kebesaran Allah di
alam semesta.
Dalam Alquran sendiri, meski baru diturunkan 14 abad yang lalu,
sudah banyak mengungkap fakta-fakta alam semesta secara ilmiah. Satu persatu
fakta-fakta itu terbuktikan kebenarannya sehingga melahirkan beragam ilmu
pengetahuan.
Pada abad modern ini, pembuktian kebenaran Alquran banyak
dilakukan oleh ilmuwan non-muslim. Bahkan tidak sedikit di antara mereka
akhirnya yang dengan keikhlasan mengucap dua kalimat syahadat.
Berikut 5 Ilmuwan Yang Menjadi Muslim Setelah Melakukan Riset
Ilmiah :
1. Maurice Bucaille, masuk Islam karena jasad Fir'aun
Prof Dr Maurice Bucaille adalah adalah ahli bedah kenamaan Prancis
dan pernah mengepalai klinik bedah di Universitas Paris. Ia dilahirkan di
Pont-L’Eveque, Prancis, pada 19 Juli 1920. Kisah di balik keputusannya masuk
Islam diawali pada tahun 1975.
Pada saat itu, pemerintah Prancis menawari bantuan kepada
pemerintah Mesir untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun. Bucaille
lah yang menjadi pemimpin ahli bedah sekaligus penanggung jawab utama dalam
penelitian.
Ternyata, hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan.
Sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa
dia telah mati karena tenggelam. Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan
kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet. Namun penemuan yang
dilakukan Bucaille menyisakan pertanyaan: Bagaimana jasad tersebut bisa terjaga
dan lebih baik dari jasad-jasad yang lain (tengkorak bala tentara Firaun),
padahal telah dikeluarkan dari laut?
Bucaille lantas menyiapkan laporan akhir tentang sesuatu yang
diyakininya sebagai penemuan baru, yaitu tentang penyelamatan mayat Firaun dari
laut dan pengawetannya. Laporan akhirnya ini dia terbitkan dengan judul 'Mumi
Firaun; Sebuah Penelitian Medis Modern', dengan judul aslinya, 'Les Momies des
Pharaons et la Midecine'.
Saat menyiapkan laporan akhir, salah seorang rekannya membisikkan
sesuatu di telinga Bucaille seraya berkata: "Jangan tergesa-gesa karena
sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini".
Dia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu
bisa terjadi? Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan sekitar tahun 1898 M,
sementara Alquran telah ada ribuan tahun sebelumnya.
Setelah perbaikan terhadap mayat Firaun dan pemumiannya, Prancis
mengembalikan mumi tersebut ke Mesir. Namun, ia masih bertanya-tanya tentang
kabar bahwa kaum Muslimin telah saling menceritakan tentang penyelamatan mayat
tersebut.
Dari sini kemudian terjadilah perbincangan untuk pertama kalinya
dengan peneliti dan ilmuwan Muslim. Ia bertanya tentang kehidupan Musa as,
perbuatan yang dilakukan Firaun, dan pengejarannya terhadap Musa hingga dia
tenggelam dan bagaimana jasad Firaun diselamatkan dari laut.
Maka, berdirilah salah satu di antara ilmuwan Muslim tersebut
seraya membuka Alquran dan membacakan untuk Bucaille firman Allah SWT yang
artinya: "Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat
menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya
kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami." (QS
Yunus: 92).
Ayat ini sangat menyentuh hati Bucaille. Ia mengatakan bahwa ayat
Alquran tersebut masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Hatinya bergetar,
dan getaran itu membuatnya berdiri di hadapan orang-orang yang hadir seraya
menyeru dengan lantang: "Sungguh aku masuk Islam dan aku beriman dengan
Alquran ini".
2. Jacques Yves Costeau, di lautan terdalam menemukan Islam
Mr Jacques Yves Costeau adalah seorang ahli Oceanografer dan ahli
selam terkemuka dari Perancis yang lahir pada 11 Juni 1910. Sepanjang hidupnya
ia menghabiskan waktu dengan menyelam ke berbagai dasar samudera di seantero
dunia dan membuat film dokumenter tentang keindahan alam dasar laut untuk
ditonton oleh seluruh dunia melalui stasiun tv Discovery Channel.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut,
tiba-tiba Costeau menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat
sedap rasanya karena tidak bercampur atau tidak melebur dengan air laut yang
asin di sekelilingnya. Sehingga seolah-olah ada dinding atau membran yang
membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu mendorongnya untuk mencari tahu penyebab
terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim
dan menceritakan fenomena ganjil itu kepadanya. Profesor tersebut lalu teringat
ayat Alquran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang
sering diidentikkan dengan Terusan Suez.
Ayat itu berbunyi: "Dia membiarkan dua lautan mengalir yang
keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui
masing-masing".
Kemudian dibacakan surat Al-Furqan ayat 53 : "Dan Dialah yang
membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang
lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang
menghalangi."
Terpesonalah Mr Costeau mendengar ayat-ayat Alquran itu, melebihi
kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan
yang dalam. Costeau pun berkata bahwa Alquran memang sesungguhnya kitab suci
yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Tak lama, Mr
Costeau memeluk Islam.
Sebagai seorang ahli fisika asal Ukraina, Demitri Bolykov
mengatakan bahwa pintu masuk ke Islam baginya adalah fisika. Demitri tergabung
dalam sebuah penelitian ilmiah yang dipimpin oleh Prof Nicolai Kosinikov, yang
juga merupakan pakar fisika.
Teori yang dikemukan oleh Prof Kosinov merupakan teori yang paling
baru dan paling berani dalam menafsirkan fenomena perputaran bumi pada
porosnya. Kelompok peneliti ini merancang sebuah sampel berupa bola yang diisi
penuh dengan papan tipis dari logam yang dilelehkan, ditempatkan pada badan
bermagnit yang terbentuk dari elektroda yang saling berlawanan arus.
Ketika arus listrik berjalan pada dua elektroda tersebut maka
menimbulkan gaya magnet dan bola yang dipenuhi papan tipis dari logam tersebut
mulai berputar pada porosnya fenomena ini dinamakan "Gerak Integral
Elektro Magno-Dinamika". Gerak ini pada substansinya menjadi aktivitas
perputaran bumi pada porosnya.
Pada tingkat realita di alam ini, daya matahari merupakan
"kekuatan penggerak" yang bisa melahirkan area magnet yang bisa
mendorong bumi untuk berputar pada porosnya. Kemudian gerak perputaran bumi ini
dalam hal cepat atau lambatnya seiring dengan daya intensitas daya matahari.
Atas dasar ini pula posisi dan arah kutub utara bergantung. Telah
diadakan penelitian bahwa kutub magnet bumi hingga tahun 1970 bergerak dengan
kecepatan tidak lebih dari 10 km dalam setahun, akan tetapi pada tahun-tahun
terakhir ini kecepatan tersebut bertambah hingga 40 km dalam setahun.
Bahkan pada tahun 2001 kutub magnet bumi bergeser dari tempatnya
hingga mencapai jarak 200 km dalam sekali gerak. Ini berarti bumi dengan
pengaruh daya magnet tersebut mengakibatkan dua kutub magnet bergantian tempat.
Artinya bahwa "gerak" perputaran bumi akan mengarah
pada arah yang berlawanan. Ketika itu matahari akan terbit
(keluar) dari Barat.
Ilmu pengetahuan dan informasi seperti ini tidak didapati Demitri
dalam buku-buku atau didengar dari manapun, akan tetapi ia memperoleh
kesimpulan tersebut dari hasil riset dan percobaan serta penelitian.
Ketika ia menelaah kitab-kitab samawi lintas agama, ia tidak
mendapatkan satupun petunjuk kepada informasi tersebut selain dari Islam. Ia
mendapati informasi tersebut dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang bertaubat
sebelum matahari terbit dari Barat, maka Allah akan menerima taubatnya."
4. Dr.Fidelma O’Leary, menemukan rahasia sujud dalam salat
Dr Fidelma, ahli neurologi asal Amerika Serikat mendapat hidayah
saat melakukan kajian terhadap saraf otak manusia. Ketika melakukan penelitian,
ia menemukan beberapa urat saraf di dalam otak manusia yang tidak dimasuki
darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan suplai darah yang cukup agar
dapat berfungsi secara normal.
Penasaran dengan penemuannya, ia mencoba mengkaji lebih serius.
Setelah memakan waktu lama, penelitiannya pun tidak sia-sia. Akhirnya dia
menemukan bahwa ternyata darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak
manusia secara sempurna kecuali ketika seseorang tersebut melakukan sujud dalam
salat. Artinya, kalau manusia tidak menunaikan ibadah shalat, otak tidak dapat
menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal.
Rupanya memang urat saraf dalam otak tersebut hanya memerlukan
darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian
urat otak dengan mengikuti waktu salat.
Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu
kecerdasan. Karena posisi sujud akan mengalirkan darah yang kaya oksigen secara
maksimal dari jantung ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir
seseorang.
Setelah penelitian mengejutkan tersebut, Fidelma mencari tahu
tentang Islam melalui buku-buku Islam dan diskusi dengan rekan-rekan muslimnya.
Setelah mempelajari dan mendiskusikannya, ia malah merasa bahwa ajaran Islam
sangat logis. Hatinya begitu tenang ketika mengkaji dan menyelami agama samawi
ini.
5. Profesor William, menemukan tumbuhan yang bertasbih
Sebuah majalah sains terkenal, Journal of Plant Molecular
Biologies, mengungkapkan hasil penelitian yang dilakukan sebuah tim ilmuwan
Amerika Serikat tentang suara halus yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa
(ulstrasonik), yang keluar dari tumbuhan. Suara tersebut berhasil disimpan dan
direkam menggunakan alat perekam canggih.
Dari alat perekam itu, getaran ultrasonik kemudian diubah menjadi
menjadi gelombang elektrik optik yang dapat ditampilkan ke layar monitor.
Dengan teknologi ini, getaran ultrasonik tersebut dapat dibaca dan dipahami,
karena suara yang terekam menjadi terlihat pada layar monitor dalam bentuk
rangkaian garis.
Para ilmuwan ini lalu membawa hasil penemuan mereka ke hadapan tim
peneliti Inggris di mana salah seorangnya adalah peneliti muslim.
Yang mengejutkan, getaran halus ultrasonik yang tertransfer dari
alat perekam menggambarkan garis-garis yang membentuk lafadz Allah dalam layar.
Para ilmuwan Inggris ini lantas terkagum-kagum dengan apa yang mereka saksikan.
Peniliti muslim ini lalu mengatakan jika temuan tersebut sesuai
dengan keyakinan kaum muslimin sejak 1400 tahun yang lalu. Para ilmuwan AS dan
tim peneliti Inggris yang mendengar ucapan itu lalu memintanya untuk
menjelaskan lebih dalam maksud yang dikatakannya.
Sang peneliti muslim kemudian membaca ayat dalam Alquran yang
berbunyi:
"Bertasbih kepada-Nya langit yang tujuh, dan bumi (juga), dan
segala yang ada di dalamnya. Dan tidak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan
memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah
Maha Penyantun, lagi Maha Pengampun," (QS Isra: 44).
Setelah menjelaskan tentang Islam dan ayat tersebut, sang peneliti
muslim itu memberikan hadiah berupa mushaf Alquran dan terjemahanya kepada
Profesor William, salah satu anggota tim peneliti Inggris.
Selang beberapa hari setelah peristwa itu, Profesor William berceramah di Universitas Carnegie Mellon. Ia mengatakan:
"Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam
ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun
dari mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari
fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa
menafsirinya. Akan tetapi, satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah
dalam Alquran. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan
Syahadatain," demikian ungkapan William.
Demikian artikel ini admin post kan, semoga dapat di ambil hikmah
dan bermanfaat...
Wassalaamu'alaikum
Fw: [hpaigroup_firlyramly] Para Ilmuwan yang Masuk Islam karena Bukti Sains
Subject: [hpaigroup_firlyramly] Para Ilmuwan yang Masuk Islam karena Bukti Sains