Senin, 06 Agustus 2012

Malam Lailatul Qadar di Haram

"Di malam itu, diberitakan lebih dari tiga juta umat manusia beri'tikaf
dan beribadah di Masjidil Haram.
Ya, jumlah yang sangat sangat fantastis, melebihi musim haji.
Umat manusia memenuhi Masjidil Haram untuk beribadah,
karena mereka memprediksi itu adalah malam Lailatul Qadar."

Ya, malam itu adalah malam ke dua puluh tujuh di bulan suci Ramadhan.
Saya berniat di malam itu melaksanakan i'tikaf, tidak tidur dan memperbanyak
ibadah di Masjidil Haram.

Shalat tarawih dilaksanakan, kira-kira dimulai pukul sembilan malam
dengan pelaksanaan shalat Isya' terlebih dahulu dan kemudian dilanjutkan
shalat tarawih sampai pukul sebelas malam. Dua Imam bergantian memimpin
shalat yang jumlah rekaatnya dua puluh tiga.

Di luar sepuluh malam-malam akhir Ramadhan langsung ditutup dengan shalat
witir, namun di sepuluh akhir Ramadhan tidak ditutup dengan witir, karena
shalat witir dilakukan di shalat tahajjud atau qiyamullail, pukul satu pagi.

Sehabis shalat, para jamaah biasanya saling mendoakan satu sama lain, dan berharap
momentum itu menjadi saksi di hadapan Allah SWT. kelak di yaumil akhir, bahwa
mereka sewaktu di bulan suci Ramadhan, di rumah Allah SWT. yang mulia berdoa
dan menangis insyaf di hadapan-Nya,
dengan harapan agar Allah swt. menyelamatkannya dan memasukannya di surga-Nya.

Lautan manusia memenuhi semua pelataran dan jalan-jalan di sekitar masjid.
Sejauh mata memandangterlihat lautan manusia menyemut, Subhanallah!..

Pukul satu malam, seperti di malam-malam sepuluh akhir Ramadhan,
shalat qiyamu Ramadhan atau shalat tahajjud di laksanakan. Sebagai imam adalah Syaikh
Syuraim dan Syaikh Sudais. Shalat tahajjud rakaatnya sebanyak tiga belas rakaat, termasuk
termasuk shalat witir tiga rakaat.

Syaikh Sudais seperti malam-malam lainnya selalu membaca doa qunut
di rakaat akhir shalat witir. Namun kali ini beliau membaca doa qunut sangat panjag sekali.
Dua kali dibanding doa qunut selainnya.

Pada saat itulah, derai mata imam dan para jamaah mengalir deras; mengakui kesalahan, insyaf
mengharap rahmat Tuhan, mengiba ampunan-Nya, memohon surga-Nya, bersama orang-orang
yang dicintai... begitu juga doa-doa keselamatan dan doa-doa keberkahan.

Pukul tiga pagi shalat tahajjud selesai. Para jamaah terus berdoa dan melakukan muhasabah
agar taqarrub dan ibadah mereka pada malam itu dan malam-malam sebelumnya
di terima Allah SWT.

Saya melihat banyak orang, baik usia muda atau orang tua menagis
dan ilhah atau mengiba dalam berdoa.

Allahumma taqabbal minna innaka Antas Samii'ul 'Aliim, watub 'alainaa innaka
Antat Tawwabur Rahiim.
Washalallahu'ala Muhammad wa 'ala aalihi wassalam.


Ali, Ulis Tofa M. Pengalaman spiritual di dua tanah suci. Jakarta : Maktaba Gaza, 2011. hal. 106-109.