Senin, 11 Agustus 2014

Ya, Saya Bahagia ( Bagaimana membuat diri merasa Bahagia )

Rumput Tatangga memang terlihat  lebih hijau. Namun bila Anda sudah bahagia dengan hidup  yang dijalani, tentu perasaan itu tak perlu ada lagi.

Beberapa psikolog yakin bahwa kebahagiaan sebenarnya bukan berasal dari lingkungan atau keadaan, melainkan bagaimana cara kita memandang. Dr. Dan Baker, psikolog dan penulis buku What Happy people Know, mengatakan bahwa ketidakbahagiaan yang sesekali dirasakan sebenarnya berasal dari ketakutan diri sendiri. " Mulailah mengubah sikap dengan mencari potensi di dalam diri yang bisa dibanggakan. Lakukan suatu hal besar, bukan menjadi angkuh atau berbangga diri saja, melainkan agar anda bisa lebih menghargai diri sendiri.

Senada dengan hal tersebut, David Myers, seorang profesor psikologi sosial di Hope College, mengungkap bahwa apa yang kita lakukan akan dibingkai dan dijadikan tolak ukur pribadi dalam memandang dunia. " Saat kita menggunakan ekspresi tersenyum, maka kita akan merasa orang-orang lebih baik dari kita, begitu pula sebaliknya. Jadi berbicaralah seolah-olah Anda merasa positif, menghargai diri sendiri, optimis, dan menghindari hal yang yang dapat memicu emosi," sarannya.

Mengapa anda selalu bersedih ? Anda merasa tak bisa mengontrol hidup Anda sendiri. Apakah sikap pesimis ini berasal dari pekerjaan yang tak memuaskan atau karena tak punya pendukung setia yang tak bisa mendukung harapan ? Jangan khawatir, apa yang bisa Anda lakukan sekarang adalah pahami bahwa kebahagiaan sebenarnya bisa Anda latih sendiri. Orang lain hanyalah sebagai penunjang, bukan penentu. Selami apa yang anda rasakan dan cari tahu pemicunya tiap rasa sedih datang. Selanjutnya, saat mengalami hari buruk, ingat bahwa kunci kebahagiaan adalah cara Anda memandangnya.

Perasaan khawatir dapat merusak kabahagiaan. Perasaan khawatir dan takut yang menumpuk karena rasa marah tak tersalurkan tersebut akibat beban yang Anda pikul.Bermula dari hal kecil yang mengusik pikiran, lalu menumpuk, dan lama-lama semakin menggunung, hingga meninggalkan dampak yang permanen. Anda pun melihat bahwa hidup selalu berada di luar kendali. Tak jarang pula, Anda merasa sendiri dan tak punya teman untuk berbagi.

Kebahagiaan bukanlah tentang hal yang baik yang terjadi pada anda, tapi tetapi tentang menikmati apa yang anda miliki. Sehingga, anda bisa tetapberhubungan dengan teman-teman, mengerjakan pekerjaan dengan sukarela, dan alih-alih memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Anda optimis untuk menjalankan kehidupan anda sendiri. Sehingga saat hari buruk datang, Anda merasa tahu itu pasti akan berlalu.

Sumber : Nova No. 1380/ XXVII 4 - 10 Agustus 2014 hal. 44