by Ppm Imuska
Adalah hal yang wajar bagi seorang manusia
merasa sedih dan kecewa atas apa yang terjadi
pada kehidupannya. Hal yang sangat
manusiawi, perasaan-perasaan tersebut
muncul ketika makhluk yang bernama manusia
itu (baca: kita) "disayang" Allah lewat ujian
kesulitan, atau dengan kenyataan yang jauh dari
apa yang sebelumnya dibayangkan.
Hal manusiawi lainnya, adalah ketika kita sebagai
manusia menginginkan sesuatu, dan sudah
berikhtiar sebaik yang bisa dilakukan untuk
mewujudkannya, dan akhirnya berpasrah dan
berikhtiar terakhir melalui doa yang dipanjatkan
pada Dzat yang berkuasa atas segalanya.
Ya, diatas segala fenomena apa pun dalam
kehidupan kita, baik senang, sedih, bahagia,
ataupun kecewa, semuanya akan bermuara
pada pemberhentian terakhir yang di sebut
"Doa". Diatas segala daya, upaya, semangat,
ikhtiar, semuanya tetap akan selalu berhenti dan
berpasrah pada keputusan Nya, yang termanifes
tasi pada laku yang bernama "Doa". Kenapa?
kenapa harus demikian? Karena doa adalah
bentuk pengakuan lemah dan tiada berdaya nya
seorang hamba pada Tuhannya.
Doa adalah bentuk ekspresi kecemasan seorang hamba,
sekaligus harapan yang hanya digantungkan
pada Sang Maha Rahman lagi Rahim. Doa
adalah bentuk nyata akan keyakinan seorang
manusia pada Allah, Dzat yang jiwanya ada
dalam genggaman Nya. Doa adalah wujud
pengakuan keimanan, bahwa tidak ada yang
mampu menjadikan dan tidak menjadikan
sesuatu melainkan Allah.
Sebagaimana tertulis dalam Al-Quran:
“Dan Tuhanmu berfirman : Berdo’alah kepada-Ku
niscaya akan kuperkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombong
kan diri dari berdo’a kepada-Ku akan masuk
neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.”
(QS Ghafir 60 ).
Dan Allah pun sebutkan dalam surat cinta Nya,
bahwa doa memiliki korelasi kuat dengan
kedekatan Nya dengan hamba Nya.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya
kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulka
n permohonan orang yang berdo’a apabila ia
memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka
itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar
mereka selalu berada dalam kebenaran" (QS.
Al-Baqarah:186).
Apa yang telah Allah tuliskan dalam Al-Quran,
seakan berkata secara langsung bahwa itu
adalah penjaminan bagi manusia, bahwa
sesungguhnya tidak ada yang perlu dirisaukan,
digelisahkan. Kala segala ikhtiar sudah
diupayakan, maka Allah akan jaminkan bahwa
permohonannya akan dipenuhi dengan cara
indah dan terbaik yang ia rancang bagi hamba
Nya.
Allah Maha Tahu apa yang ada di dalam hati-hati hamba Nya, Allah paham segala bahasa,
maka silahkan berdoa dengan bahasa apa pun,
termasuk bahasa qalbu. Namun, sejatinya Allah
pun telah contohkan beberapa doa di dalam Al-Quran. Berikut diantaranya
"Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas
diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan
tolonglah kami terhadap orang-orang kafir."
(QS.AL-Baqarah: 250)
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia
dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami
dari siksa neraka" (QS.AL-Baqarah::201)
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati
kami condong kepada kesesatan sesudah
Engkau beri petunjuk kepada kami, dan
karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi
Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah
Maha Pemberi (karunia)." ( QS. Al- Imran:8)
"Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada
kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi
kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami
(ini). (QS. Al-Kahf:10)
"Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami
isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami
imam bagi orang-orang yang bertakwa." ( QS.
Al-Furqan:74)
" Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau
meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan
kepada orang-orang yang bertaubat dan
mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka
dari siksaan neraka yang menyala-nyala."(QS.
Ghafir:7)
" Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami
bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami
bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami
kembali." (QS.Al-Muthmaina:4)
Dan masih banyak lagi, ayat-ayat doa dalam Al-Quran
yang Allah tunjukkan bagi hamba Nya.
Selayaknya seorang muslim yang mencintai
Rabb-nya, dan senantiasa berusaha
memperbaiki diri, kedekatan pada Al-Quran
akan selalu diupayakan untuk menambah dan
mempertebal keimanan. Hingga doa akan selalu
terpanjatkan sebagai bentuk pengharapan,
kepasrahan, keikhlasan atas segala ketetapanN
ya, sekaligus azzam untuk senantiasa berikhtiar
menjadi hamba yang lebih baik.
Kala ada ujian datang berupa kesenangan atau
sebaliknya, kegelisahan dan kegundahan dan
lain sebagainya. Kita akan dengan ikhlas
menuliskan.............
"Aku, yang jatuh cinta pada setiap rencana dan
skenario Mu"
-hamba Mu-
"Berdoa, dan yakinilah bahwa pertolongan Allah
selalu dapat menembus batas angan dan logika
manusia.
Bukankah Allah menjadikan api terasa dingin,
kala Ibrahim terancam nyawanya?
Bukankah Allah belah lautan, kala Musa
terdesak kejaran si dzalim Fir'aun?
Bukankah Allah menangkan pasukan muslim
kala perang badar, meski ketimpangan besar
dari segi jumlah?
Bukankah cacing yang tanpa tangan dan kaki
dalam tanah yang gelap pun Allah karuniakan
rezeki?
Ya, sejatinya dengan doa yang penuh harap,
pasrah, dan cemas, tidak ada lagi yang patut
dirisaukan".
Waallahu'alam bishawab
muslimahindonesia@yahoogroups.com