Selasa, 16 April 2019

Kelas literasi menulis : creative writing with NLP

Hari itu, Minggu 14 April 2019, saya bersyukur sekali karena membuka hp pagi - pagi buta. Kalau tidak, pasti saya ketinggalan acara ini karena saya lupa. Saya tidak buka hp hampir seharian karena ada acara syukuran milad My Prince hari itu ditambah sebelumnya mempersiapkan pernak pernik dan balon souvenir.

Setelah tahu ada agenda pukul 09.00, langsung deh persiapan, padahal kepala masih keliyengan masuk angin. Mikir bawa anak nggak ya...maunya ngga dibawa...tapi ni anak buntutin terooos bundanya kemana mana. Ya sudah, nyerah dah...siapkan anak terlebih dahulu makan pagi supaya tidak masuk angin dan perlengkapan yang dibawa termasuk snack plus mainan.

Langsung saja ke materi acara writing yang diampu oleh Mak Sheila ya....

Acara ini mengambil 4 topik besar :

1. Modelling neuro - logical level penulis.
2. Disney writing strategy.
3. Merancang action plan dengan WFO.
4. Mind to muscle.

***********

1. Modelling neuro - logical level penulis.

    Model penulis yang diambil sebagai perwakilan yaitu, Andreas Harefa dan Teddy Prasetya Yuliawan.
Didalam modelling penulis, ada lapisan-lapisan berpikir yang mempengaruhi perilaku penulis.

Lapisan-lapisan  berpikir ada 6 poin yang disampaikan dalam 6 neuro-logical level, yaitu:

A. Lingkungan
B. Perilaku
C. Kemampuan
D. Keyakinan
E. Identitas
F. Spiritualitas

Nah, masing-masing poin tersebut diinternalisasikan kepada peserta melalui pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan tersebut diajukan dan dijawab peserta, agar peserta dapat merasakan perilaku apa yang dimiliki peserta saat itu dan dapat mengkoreksi diri sendiri perilaku apa yang kurang dan seharusnya dimiliki untuk menjadi penulis.

Berikut adalah 6 lapisan lapisan berpikir yang dilihat dari dua penulis nasional :

A. Lingkungan

Andreas Harefa.
-Di kamar, ruang yang tenang, malam dan dini hari.

Teddy Prasetya Yuliawan
-Dimanapun dan kapanpun (rumah, kantor, cafe, bahkan di pesawat dalam perjalanan)
- Pagi (pkl. 3.30), siang (saat senggang), malam (pukul 8-9)
-laptop
-kondisi diri yang tenang, bukan pada saat melakukan aktivitas yang diburu waktu atau ketika orang lain sedang menunggu -nunggu.

B. Perilaku

Andreas Harefa
-Menulis setiap hari
-satu halaman minimal setiap hari

Teddy Prasetya Yuliawan
-Rajin mencatat ide, menangkap berbagai hal dari setiap kejadian sehingga menjadi sebuah ide untuk dituliskan.
-Ide sederhana dan singkat sebagai status di sosial media. Ide panjang ditulis sebagai artikel
-Memancing ide : membuat daftar pertanyaan tentang hal-hal apa saja yang mau dituliskan dan menuliskan terlebih dahulu satu hingga dua kalimat pancingan yang menarik.

C. Kemampuan

Andreas Harefa
-Menuangkan gagasan, menyambungkan pikiran dan tangan.


Teddy Prasetya Yuliawan
-Memaknai setiap pekerjaan yang terjadi dalam kehidupan.
-Mengembangkan ide : daftar pertanyaan runut, mengenai ide awal tulisan (pola pertanyaan apa, kapan, dimana, siapa, mengapa, dan bagaimana).
-Memperkaya kosakata, banyak membaca.

D. Keyakinan

Andreas Harefa
-Menulis itu pekerjaan tangan. Menulis itu pemahaman.

Teddy Prasetya Yuliawan
-Menulis adalah bagian dari proses pembelajaran.
-Menulis adalah bercerita, mengenai pemahaman yang dipelajari.
-Apapun yang dipelajari dan dimaknai, segera catat idenya dan tuliskan.
-Tidak ada ide yang tidak jelas, yang ada adalah ide yang belum lengkap.
-Setiap hal yang terjadi/ditemui bisa menjadi ide

E. Identitas

Andreas Harefa
- Saya pembelajar, saya menulis sambil belajar.

Teddy Prasetya Yuliawan
- Saya seorang pembelajar yang mencatat pemahaman dan klarifikasi untuk proses pembelajaran sehingga catatannya dapat menjadi manfaat.

F. Spiritualitas

Andreas Harefa
-Saya mempermudah orang lain belajar.

Teddy Prasetya Mulyawan
-Sesungguhnya orang-orang yang berilmu itu diangkat derajatnya oleh Allah SWT.
-Cara berilmu paling sederhana adalah dengan mencatat makna & hikmah dari setiap kejadian. Jangan-jangan itu tugas saya menjadi manfaat dan jalan solusi dari berbagai masalah yang dialami oleh diri sendiri maupun orang lain yang terasa rumit.
-Menjadi cahaya terang bagi yang memerlukan jalan di kegelapan.

***********

Dibawah ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan ke peserta, berdasarkan lapisan berpikir atau neuro logical level. apakah sudah sesuai atau belum, berkaitan dengan perilaku penulis. Jawaban dari pertanyaan tersebut, dapat mencontoh seperti dua penulis nasional yang disebutkan.

1. Lingkungan

- lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan eksternal yang mempengaruhi kondisi internal ( pikiran, perasaan, mood) pada kadar tertentu.
- tempat, waktu dan alat bantu yang tepat membantu produktivitas menulis.
- tempat dan waktu yang sama menciptakan kebiasaan.


A. Kapan kita biasanya menulis?
B. Dimana kita biasanya menulis?
C. Ada siapa saja disekitar kita saat kita menulis?
D. Alat bantu apa saja yang kita gunakan?

------
E. Kapan kita akan menulis?
F. Dimana kita akan menulis?
G. Ada siapa saja disekitar kita saat kita menulis?
H. Alat bantu apa saja yang kita perlukan untuk menulis?


Andreas Harefa.
-Di kamar, ruang yang tenang, malam dan dini hari.

Teddy Prasetya Yuliawan
-Dimanapun dan kapanpun (rumah, kantor, cafe, bahkan di pesawat dalam perjalanan)
- Pagi (pkl. 3.30), siang (saat senggang), malam (pukul 8-9)
-laptop
-kondisi diri yang tenang, bukan pada saat melakukan aktivitas yang diburu waktu atau ketika orang lain sedang menunggu -nunggu.

" I never listen to music when Im working, I haven't that kind of attentiveness, and I wouldn't like it at all. On the other hand, I'm able to work daily well among ordinary distractions. My house has a living room that is at the the core everything that does on : it is a massage way to the cellar, to the kitchen, to the closest where the phone lives. There's a lot of traffic but its a bright cheerful room, and I often use it as a room to write in, desire the carnival that is going on all around me. In consequence, the members of my household never pay the slightest attention to my being a writing man - they make all the noise and fuss they want to. If I get dick of it, I have place I can go. A writer who waits for ideal conditions under which to work will die without putting a word on paper"
(E.B. White)

2. Perilaku

Yang dimaksud dengan perilaku maksudnya:
-Apa saja aktivitas/tindakan yang anda lakukan saat menulis?
-Apa saja kebiasaan yang mendukung anda untuk menulis?
-Seperti apa kebiasaan menulis anda?

Misalnya:
* Miliki buku untuk mencatat ide. Catat ide yang terlintas.
*Menulis setiap hari. Buat target harian.
*Menulis tanpa distraksi per 25 menit.
*iringi dengan aktivitas fisik (olahraga)

*buat perilaku semudah mungkin (microhabits)
*tempelkan dengan kebiasaan lama
*tetapkan imbalannya
*pertahankan 66 hari

-Apa saja aktivitas /tindakan yang akan anda lakukan saat menulis.
-Apa saja kebiasaan yang akan anda bentuk agar produktif dalam menulis?


Andreas Harefa
-Menulis setiap hari
-satu halaman minimal setiap hari

Teddy Prasetya Yuliawan
-Rajin mencatat ide, menangkap berbagai hal dari setiap kejadian sehingga menjadi sebuah ide untuk dituliskan.
-Ide sederhana dan singkat sebagai status di sosial media. Ide panjang ditulis sebagai artikel
-Memancing ide : membuat daftar pertanyaan tentang hal-hal apa saja yang mau dituliskan dan menuliskan terlebih dahulu satu hingga dua kalimat pancingan yang menarik.

"When I'm in writing mode for a novel, I get up at four a.m. and work for five to six hours. In the afternoon, I run for ten kilometers or sim for fifteen hundred meters ( or do both), then I read a bit and listen to some music. I go to bed at nine p.m.
I keep to this routing every day without variation.
The repetition it self become the important thing ; it's a form of mesmerism.
I mesmerize my self to reach a deeper state of mind.
But to gold such repetition for so long - six month to a year - requires a good amount of mental and physical strength.
In that sense, writing a long novel is like survival training. Physical strength is a necessary as artistic sesitivity."
(Haruki Murakami).

3. Kemampuan

Berkaitan dengan :
-Apa saja langkah-langkah yang dilakukan selama ini saat menulis?
-Seperti apa strategi menulis anda saat ini?
-kemampuan apa saja yang anda miliki terkait menulis?


Andreas Harefa
-Menuangkan gagasan, menyambungkan pikiran dan tangan.


Teddy Prasetya Yuliawan
-Memaknai setiap pekerjaan yang terjadi dalam kehidupan.
-Mengembangkan ide : daftar pertanyaan runut, mengenai ide awal tulisan (pola pertanyaan apa, kapan, dimana, siapa, mengapa, dan bagaimana).
-Memperkaya kosakata, banyak membaca.

Kemampuan menulis dalam NLP :
Diantaranya
*Dapat mengenali struktur
*Dapat menggunakan strategi
*Dapat mengakses state.

Struktur tulisan :
Ide
Kata
Kalimat
Paragraf
Wacana

Perilaku dipengaruhi oleh state, state dipengaruhi pikiran.

4. Keyakinan

-Apa yang muncul dalam pikiran anda saat mendengar kata menulis?
-Apa yang anda rasakan ketika memikirkan kata menulis?
-Apa yang anda yakini tentang menulis?
-Mengapa menulis penting bagi anda?

*Apa yang perlu anda munculkan dalam pikiran anda saat mendengar kata menulis?
*Apa yang perlu anda rasakan ketika memikirkan kata menulis?
*Apa yang perlu anda yakini tentang menulis?
*Mengapa Menulis penting bagi anda?


Andreas Harefa
-Menulis itu pekerjaan tangan. Menulis itu pemahaman.

Teddy Prasetya Yuliawan
-Menulis adalah bagian dari proses pembelajaran.
-Menulis adalah bercerita, mengenai pemahaman yang dipelajari.
-Apapun yang dipelajari dan dimaknai, segera catat idenya dan tuliskan.
-Tidak ada ide yang tidak jelas, yang ada adalah ide yang belum lengkap.
-Setiap hal yang terjadi/ditemui bisa menjadi ide

NLP pressuposition for writer
● Experience has a structure
● Mind and body are one system that affect each other.
● There is positive intention underlying every behaviour.
●There is no failure only feedback
● The meaning of communications is response you get.
● The  map is not the territory
● If something is difficult, chunk it down into smaller steps.
● People have all the internal resources they need.

5. Identitas

-Anda melihat diri anda sebagai siapa saat menulis?
-Peran apa yang anda mainkan saat menulis?
-Label apa yang anda sematkan pada diri anda terkait aktivitas menulis?

*Anda perlu melihat diri anda sebagai siapa saat menulis?
*Peran Apa yang anda pilih saat menulis?
*Label apa yang akan anda sematkan pada diri anda terkait aktivitas menulis?


Andreas Harefa
- Saya pembelajar, saya menulis sambil belajar.

Teddy Prasetya Yuliawan
- Saya seorang pembelajar yang mencatat pemahaman dan klarifikasi untuk proses pembelajaran sehingga catatannya dapat menjadi manfaat.


6. Spiritualitas

Selama ini :
- Apa niatan tertinggi anda saat menulis?
-Untuk apa sebenarnya semua hal tentang menulis ini?
- Menulis ini sebenarnya tentang apa?

Mulai saat ini :
*Apa niatan tertinggi anda saat menulis?
*Untuk apa sebenarnya semua hal tentang menulis ini?
*Menulis ini sebenarnya tentang apa?


Andreas Harefa
-Saya mempermudah orang lain belajar.

Teddy Prasetya Mulyawan
-Sesungguhnya orang-orang yang berilmu itu diangkat derajatnya oleh Allah SWT.
-Cara berilmu paling sederhana adalah dengan mencatat makna & hikmah dari setiap kejadian. Jangan-jangan itu tugas saya menjadi manfaat dan jalan solusi dari berbagai masalah yang dialami oleh diri sendiri maupun orang lain yang terasa rumit.
-Menjadi cahaya terang bagi yang memerlukan jalan di kegelapan.

-------

2. Disney writing strategy.
3. Merancang action plan dengan WFO.
4. Mind to muscle.

Penjabaran topik berikutnya...dilanjutkan kemudian....karena banyak banget ternyata....

--------

Saya lanjut dengan creative writing.

Terkait menulis : Creative Writing Strategy (Dilts, 1982)

Menurut Dilts, Prinsip Creative Writing (Dilts, 1982) adalah?

1. Anda perlu membiasakan diri dengan indera anda sendiri.
2. Otak kita menciptakan peta mental dengan informasi yang diserap oleh panca indera. Semakin anda sadar dengan pengalaman anda, semakin mudah bagi anda mendeskripsikannya di dalam tulisan.
3. Menggunakan mata anda ke arah tertentu saat berpikir memudahkan anda terhubung dengan salah satu kanal indera.
4. Beberapa tipe kata kunci memicu proses berpikir anda. Kata kunci yang tepat memicu kalimat berikutnya.
5. Sebuah karangan tercipta dengan cara melanjutkan kalimat yang dimulai dengan kata kunci pemicu tertentu.

Langkah-langkah creative writing strategy (Dilts, 1982)

Langkah #1 Memulai strategy

1. Pikirkan topik yang akan anda tuliskan. Tulis.
2. -Ulas pengalaman yang akan anda tulis dalam benak anda beberapa kali.
-Fokuslah ke beberapa kanal indera setiap kali anda memikirkan pengalaman itu.
-Apa yang anda lihat, dengar, rasakan dan katakan pada diri anda sendiri?
3. Pikirkan untuk siapa tulisan anda dan respon apa tang anda harapkan dari mereka.
4. Ganti posisi anda terkait pengalaman tersebut dari diri sendiri ke orang lain, yang terlibat dan orang lain yang tidak terlibat sama sekali. Apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan katakan pada diri mereka sendiri.

Langkah #2 Memilih dan menuliskan kalimat awal.

Tuliskan respon yang ingin anda munculkan dari pembaca anda.

Contoh:
*Anda akan tertarik pada buku Hypnowriting
*Saya penasaran dengan buku Hypnowriting
*Dia akan bersemangat saat membaca buku Hypnowriting.

Langkah #3 : Memilih kata kunci pemicu

Anda enam level kemampuan yang perlu dilatih.
1. Pemula : menggunakan kata penghubung yang sama dalam satu paragraf.
2. Menggunakan kata penghubung yang sudah ditetapkan urutannya.
3. Menggunakan kata penghubung yang paling tepat.
4. Mengubah perspektif.
5. Strategy kompensasi
6. Ahli





Sumber : www.darmawanaji.com

#KAMImenulis
#IbuprofesionalDepok
#Oneweekonewriting.






Rabu, 10 April 2019

Keluarga cerdas : membangun karakter anak dengan literasi

Petunjuk datangnya bisa dari mana saja. Termasuk dari grup menulis yang saya ikuti. Enaknya berteman dengan orang orang baik, akan mendapat hal baik. Salah satunya info kegiatan literasi ini. Salah satu postingan teman mengajak untuk hadir di kegiatan literasi.

Sabtu, 6 April 2019 kemarin diadakan seminar dengan tema 'Membangun karakter anak dengan literasi'. Acara ini terselenggara atas kerjasàma Elzatta hijab dengan penerbit Kata Depan. Bertempat di atrium mini pesona square di lantai LG. Awalnya saya khawatir karena belum ada orang satupun kecuali panitia. Saya dapat urutan no awal. Wah, sayang sekali masih kosong, saya ajak teman yang lain supaya datang...he..he..

Acara dimulai pukul 13.00 WIB...after makan siang, saya langsung menuju lokasi.
Pembicara pertama diisi oleh Mbak Gita Romadhona, seorang penulis dan editor penerbit Kata Depan. Mbak Gita membuka seminar dengan sebuah pertanyaan tentang apa itu literasi...para audience menjawab literasi dihubungkan dengan kegiatan membaca dan menulis. Tidak salah teman2...tapi literasi yang dimaksud Mbak Gita adalah kemampua mencerna informasi. Contohnya: kita memahami apa yang orang lain tulis. Pernahkah kita tersinggung ketika membaca status orang lain? Kita baper ketika mebaca status orang lain, padahal tulisan orang itu bukan tertuju ke kita...menurut Mbak Gita, hal tersebut tandanya kita belum cerdas literasi...kalau ingin anak kita cerdas literasi, kita dulu yang berlatih...

Dalam kesempatan tersebut, Mbak Gita memberikan tips langkah awal cerdas literasi :
1. Rajin membacakan cerita ke anak
2. Konsisten menunjukkan ke anak bahwa membaca itu menyenangkan.
3. Mengajak bercerita tentang buku yang dibacakan.
4. Menjadikan perpustakaan dan toko buku tempat yang menyenangkan.

Langkah selanjutnya :
1. Menjadikan membaca sebagai pilihan kegiatan di waktu senggang.
2. Mengenalkan buku dengan ilustrasi menarik.
3. Menghubungkan alur cerita dengan kehipan anak.
4. Memeluk anak saat membacakan cerita.
5. Menjadikan saat membaca sebagai kesempatan untuk berdiskusi.
6. Membiarkan anak memilih gaya membacanya sendiri.

Inti dari yang Mbak Gita sampaikan untuk membangun keluarga cerdas literasi adalah : jika ingin anak suka buku, suka membaca, maka dimulai dari orangtuanya terlebih dahulu.

Luangkan waktu membaca sekurang-kurangnya 15 menit setiap hari. Dukung apa yang paling disukai oleh anak. Pilih buku yang anak sukai.

Anak adalah peniru ulung...dan kita harus jadi role model anak kita..

Pembicara ke dua adalah Adik Naya...nama sesungguhnya Almeyda Nayara. Itu lhoo...siswi SD yang sudah memiliki usaha mainan slime. Adik Naya dan mamanya menceritakan bagaimana memulai usaha yang sudah meraih keuntungan 11 jut per minggu dan 22 juta dalam 2 minggu. Menarik bukan? Naya sempat terganggu kegiatan belajarnya karena usaha itu dan ayahnya sempat berbicara jika sampai prestasi belajar Naya menurun, maka usaha mainan tersebut akan dihentikan. Alhamdulillah pretasi Naya tidak menurun lagi dan Naya sekarang tidak lagi menangani usaha slime sendirian. Kini Naya memiliki 14 orang pegawai. Dan Adik Naya ini telah menyedekahkan hasil usahanya ke pesantren quran. Menginspirasi bukan?

Oiya...Adik Naya ini sudah menerbitkan buku lho...judulnya "Think Happy, Stay Happy". Keren kan...

LITERASI
Berbicara tentang literasi, apa ya yang dimaksud dengan literasi?

Kemampuan dasar literasi itu meliputi keterampilan membaca, menulis, berhitung, berbicara, mendengarkan, memahami bacaan, dan berfikir kritis dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan.

Manfaat  literasi apa ya?
1. Dapat berdiskusi dan menyampaikan ide atau gagasan.
2. Mampu memahami maksud atau pesan yang disampaikan orang lain secara lisan maupun tulisan.
3. Mampu berpikir logis dan reflektif. "Apakah informasi yang saya dapatkan masuk akal atau tidak?
4. Bersikap kritis dalam menerima informasi. "Apakah berita yang saya terima benar atau tidak?"
5. Menjaga keamanan dengan tidak meneruskan berita tang tidak jelas sumbernya ke pihak lain. "Apa dampaknya pada saya jika saya meneruskan berita ini?"

Literasi juga memiliki manfaat  untuk menjawab tantangan masa depan, yaitu:
1. Pekerjaan masa depan membutuhkan kemampuan menulis dan membaca yang lebih kompleks dan melibatkan kemampuan riset dan analisis mendalam. Misal membaca pola, mengolah data, membuat perencanaan dan memecahkan masalah.
2. Karena perubahan dunia yang cepat, manusia dituntut untuk bersikap kritis, mampu beradaptasi dan berubah dengan cepat pula. "Saya harus berani melakukan hal yang berbeda dari sebelumnya".
3. Di masa depan kebutuhan akan pemimpin / SDM inovator dan mampu bekerja efektif semakin meningkat. Anak harus terus menambah wawasan baru dan kreatif dalam membuat inovasi baru. "Bagaimana menghasilkan karya yang bermanfaat dan berdampak luas bagi orng banyak?"







#KAMImenulis
#oneweekonewriting
#ibuprofesionalDepok

Sumber : Ega, Meta, Sri Murniasih dan Instagram Keluarga Kita.



Senin, 01 April 2019

Membangun bonding anak dengan membacakan buku.

Aku dan buku
Jika ada ungkapan buku adalah jendela dunia, hal itu memang benar. Apalagi sebelum ada faslitas internet pada waktu itu. Membaca buku menjadikan salah satu sarana untuk mengetahui sesuatu. Jika buku adalah teman yang setia. Ungkapan itu juga ada benarnya. Buku bisa menjadi teman setia yang tidak cerewet dan ngeyel. Jika membaca buku menjadi salah satu hobi yang menyenangkan, hal itu akan menjadi kebiasaan baik. Walaupun internet sudah dalam genggaman dan menjadi kebutuhan sehari hari. Akan tetapi buku tetap jadi favoritku. Selain tidak lelah dimata karena paparan layar, juga menjadi lebih fokus dalam membaca. Di internet kita lebih sering gonta ganti tema bacaan dan bacaan tersebut sering tidak tuntas. Atau hanya sebatas informasi layaknya berita seperti di surat kabar atau televisi.

Aku dan keluargaku.
Membaca buku tidak serta merta tumbuh begitu saja. Membangun kebiasaan membacs buku juga tidak mudah. Hayo..siapa yang setuju, seringnya kita banyak ngobrol daripada baca buku...budaya lisan lebih sering dilakukan daripada budaya baca. Eets...tapi itu dulu...bukannya kita sering baca juga dari pada ngobrol...? Iyaa, tapi bacanya di media sosial..baca status...!

Membaca buku sudah dilakukan dikeluagaku...surat kabar, majalah dan buku disediakan orangtuaku di dalam rumah...masih ingat kan ya majalah bobo, kawanku, anita, annida, ummi, gadis, hai dan lain sebagainya...sampai novel anak lima sekawan, dan sebangsanya itu...

Nah, bagaimana ya kalau untuk anak usia balita, kan belum bisa baca ya?
Disinilah peran orang tua maupun pendamping dalam membangun kebiasaan membaca. O, iya ... membacakan buku baik itu membaca quran, membaca dongeng, hal itu akan menumbuhkan bonding antara anak dan orangtua. Membacakan buku pada usia dini sangat baik, aktivitas tersebut akan membuat bonding atau ikatan batin antara orang tua dan anak. Membersamai anak melalui membacakan buku akan melahirkan aktivitas lainnya, seperti berfikir, bertanya, komunikasi akan lebih aktif dan berkembang. Syaratnya hanya satu, menyediakan  waktu orang tua untuk anak melalui membaca.


#oneweekonewriting
#KAMIMenulis
#IbuProfesionalDepok