Kamis, 06 Desember 2012

Rahasia Mustajabnya Berdoa Tatkala Sujud


Semakin seorang hamba menunjukkan kehinaan dan kerendahannya maka
semakin disukai oleh Allah.
Inilah rahasia kenapa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
أَقْرَبُ مَا يَكُوْنُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ
فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
"Kondisi hamba paling dekat dengan Robbnya adalah tatkala ia sedang
sujud, maka perbanyaklah doa" (HR Muslim no 482)

Juga sabda beliau shallallahu 'alaihi wa sallam :
فَأَمَّا الرُّكُوْعُ فَعَظِّمُوا فِيْهِ الرَّبَّ عَزَّ وَجَلَّ
وَأَمَّا السُّجُوْدُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ فَقَمِنٌ أَنْ
يُسْتَجَابَ لَكُمْ
"Adapun ruku' maka agungkanlah Allah padanya, dan adapun sujud maka
bersungguh-sungguhlah tatkala berdoa, karena lebih mustajab dikabulkan
bagi kalian" (HR Muslim no 479)

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata tentang kondisi ruku' dalam sholat,

"Maka iapun menyambut keagungan Allah dengan kehinaan dan ketundukan
serta kerendahan. Ia telah menundukkan kepalanya dengan penuh
ketenangan, ia bungkukkan punggungnya, dan Robbnya di atasnya melihat
kerendahan dan kehinaannya serta mendengarkan pembicaraannya. Maka
ruku' merupakan rukun sholat dalam pengagungan Allah, sebagaimana
sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam

أَمَّا الرُّكُوْعُ فَعَظِّمُوا فِيْهِ الرَّبَّ
"Adapun ruku' maka agungkanlah Allah padanya !!"

Lalu setelah itu iapun bangkit berdiri seraya memuji Robnya dengan
pujian-pujian yang sempurna dan terluas, bahwasanya Allah memang
adalah Dzat yang berhak untuk dipuji…lalu iapun bertakbir dan
tersungkur sujud dengan mesujudkan bagian tubuhnya yang paling mulia
yaitu wajahnya, maka iapun menyungkurkan wajahnya ke tanah dengan
penuh kehinaan dan kerendahan di hadapan Allah. Sungguh seluruh
tubuhnya memosisikan dan mengambil bagian dari kehinaan dan
kerendahan. Bahkan sampai-sampai ruas-ruas dan ujung-ujung jarinya
juga mengambil bagian kehinaan dan kerendahannya… dan disukai jika ia
menekankan jidatnya ke pasir sehingga terdorong ke arah depan sehingga
jadilah kepalanya menjadi yang paling rendah dari bagian tubuh yang
lain sebagai bentuk kesempurnaan dalam penghinaan dan perendahan diri
di hadapan Dzat yang memiliki seluruh keperkasaan dan keagungan. Ini
adalah perkara yang sangat ringan yang merupakan hak Allah yang harus
ditunaikan oleh hambaNya. Kalau seandainya sang hamba terus sujud
semenjak ia diciptakan hingga ia meninggal maka ia tidak akan mampu
untuk menunaikan hak Robbnya !!!.

Setelah itu iapun diperintahkan untuk mengucapkan سُبْحَانَ رَبِّيَ
الأَعْلَى "Maha suci Allah Yang Maha Tinggi", maka iapun mengingat
ketinggian Allah dalam kondisi ia paling rendah, serta ia mensucikan
Allah dari kondisi semisal kondisinya (dari segala kerendahan). Dzat
yang di atas segala sesuatu dan lebih tinggi di atas segalanya
disucikan dari segala bentuk dan makna kerendahan, karena Dialah Yang
Maha Tinggi dengan meliputi seluruh makna tinggi. Dan tatkala ini
(sujud) merupakan puncak kerendahan dan kehinaan seorang hamba maka
jadilah Allah paling dekat dengan hamba-Nya tatkala dalam kondisi ini,
dan jadilah ia diperintahkan untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa
karena kedekatannya dengan Allah Yang Maha Dekat dan Maha Mengabulkan
Doa. Allah telah berfirman ;
وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ
"Dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan)" (QS Al-'Alaq : 19).

Dan ruku' seakan-akan merupakan muqoddimah (pembuka) dan pendahuluan
sebelum sujud, maka ia (orang yang sholat) pun berpindah dari
kerendahan (tatkala ruku') kepada kerendahan dan kehinaan yang lebih
sempurna dan lebih tinggi derajatnya (yaitu tatkala sujud). Dan antara
ruku' dan sujud dipisahkan dengan suatu rukun (yaitu i'tidal) yang
seorang hamba bersungguh-sungguh dalam memuji, menyanjung, serta
mengagungkan Allah. Dan ia menjadikan sebelumnya (sebelum i'tidal)
kerendahan (ruku') dan setelah i'tidal kerendahan yang lain (yaitu
sujud), dan ia menjadikan kerendahan sujud setelah pujian, sanjungan,
dan pengagungan (yang diucapkan tatkala i'tidal-pen)…

Perhatikanlah urutan/tertib yang menakjubkan ini,
perpindahan-perpindahan posisi dalam kondisi-kondisi penyembahan?...

Dan tatkala kondisi beribadah yang terbaik dalam sholat adalah sujud
maka disyari'atkan untuk diulang, dan dijadikan sujud sebagai penutup
raka'at sholat yang dibuka dengan bacaan al-Qur'an, dan merupakan
kesesuaian dengan surat Al-'Alaq yang dibuka dengan perintah membaca
al-Qur'an dan ditutup dengan perintah untuk sujud…" (Syifaa al-'Aliil
228-229)

Al Madinah Al Nabawiyah, 17-01-1434 H / 01 Desember 2012 M

Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja
www.firanda.com