Kamis, 06 Desember 2012

BERKELUH KESAHLAH HANYA KEPADA ALLOH

BERKELUH KESAHLAH HANYA KEPADA ALLAH


Fenomena yang sering terjadi adalah banyak orang yang mengeluhkan
problemnya kepada orang lain…bahkan terkadang keluhan tersebut mereka
cantumkan dalam status facebook mereka, atau Blackberry atau Twitter,
mereka terkadang melakukan demikian karena mengharapkan belas kasih
dari sahabat-sahabat mereka yang membaca status mereka tersebut.
Mereka mengeluhkan kondisi mereka, kemiskinan mereka, kesulitan yang
mereka hadapi kepada orang lain. Bahkan diantara mereka tidak jarang
yang mengeluh sambil menunjukkan “nada protes” dengan keputusan Allah
yang Allah taqdirkan kepadanya.

Seorang salaf tatkala melihat ada seseorang yang mengeluhkan
kondisinya kepada orang lain maka ia berkata :
وَإِذَا شَكَوْتَ إِلَى ابْنِ آدَمَ إِنَّمَا ... تَشْكُو الرَّحِيْمَ
إِلَى الَّذِي لاَ يَرْحَمُ
Jika engkau mengeluhkan (kondisimu) kepada anak Adam maka sesungguhnya…
Engkau sedang mengeluhkan Allah Yang Maha Penyayang kepada anak Adam
yang bukan penyayang…

Marootib (tingkatan-tingkatan) Keluhan

Sesungguhnya mengeluh ada tiga tingkatan:
Pertama : Seseorang mengeluh kepada Allah tentang dirinya sendiri. Ia
merasa bahwa segala kondisi buruk yang menimpanya adalah karena
dirinya sendiri, seraya mengingat firman Allah :
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu). (QS Asy-Syuuroo : 30)

وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ
"Dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu
sendiri" (QS An-Nisaa' : 79)

أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا
قُلْتُمْ أَنَّى هَذَا قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ
"Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud),
Padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada
musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: "Darimana
datangnya (kekalahan) ini?" Katakanlah: "Itu dari (kesalahan) dirimu
sendiri". (QS Aali 'Imroon : 165)

Ini adalah keluhan yang terbaik, yang muncul dari seseorang yang
mengenal hakikat dirinya dan mengakui keagungan dan keadilan Allah.

Kedua : Seseorang mengeluh kepada Allah tentang kondisi orang lain,
atau tentang sikap buruk orang lain kepadanya. Ini adalah bentuk
keluhan yang tengah.

Ketiga : Seseorang yang mengeluhkan kepada orang lain (makhluk)
tentang keputusan Allah. Dan ini merupakan bentuk keluhan yang
terburuk. (Lihat Al-Fawaaid li Ibnil Qoyyim hal 87-89)

Mengeluh Kepada Allah Meskipun Pada Perkara Yang Dianggap Sepele

Allah adalah Pencipta yang suka jika hambaNya mengeluh dengan berdoa
kepadanya seraya menunjukkan kelemahan, kehinaan, dan ketidak mampuan
sang hamba di hadapanNya.
Allah berfirman :
أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ
"Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan
apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan" (QS
An-Naml : 62)

اللهَ يَغْضَبُ إِنْ تَرَكْتَ سُؤَالَهُ ... وَبَنِي آدَمَ حِيْنَ
يُسْأَلُ يَغْضَبُ
"Allah marah jika engkau tidak meminta kepadaNya…dan anak Adam jika
engkau meminta kepadanya iapun marah"

Seseorang disukai untuk mengeluhkan segala keluh kesahnya, bahkan
dalam hal-hal yang menurutnya sepele.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لِيَسْأَلَ أَحَدُكُمْ رَبَّهُ حَاجَتَهُ كُلَّهَا حَتَّى يَسْأَلَهُ
شِسْعَ نَعْلِهِ إِذَا انْقَطَعَ
"Hendaknya salah seorang dari kalian meminta kepada Robnya seluruh
kebutuhannya (hajatnya) bahkan sampai untuk memperbaiki tali sandalnya
jika terputus" (HR At-Thirmidzi, dan dihasankan oleh Al-Albani dalam
Al-Misykaat no 2251, akan tetapi dalam sanad hadits ini ada
pembicaraan, sehingga Al-Albani berubah pendapatnya dan melemahkannya
di Ad-Do'iffah no 1362. Namun makna hadits ini tentu benar tanpa
diragukan lagi, karena berdo'a adalah ibadah, dan seorang hamba
disukai berdoa kepada Allah dalam segala hal dan kondisi)

Allah berfirman mengisahkan tentang permohonan Nabi Musa 'alaihis
salam yang kelaparan:

وَلَمَّا تَوَجَّهَ تِلْقَاءَ مَدْيَنَ قَالَ عَسَى رَبِّي أَنْ
يَهْدِيَنِي سَوَاءَ السَّبِيلِ (٢٢)وَلَمَّا وَرَدَ مَاءَ مَدْيَنَ
وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِنْ
دُونِهِمُ امْرَأتَيْنِ تَذُودَانِ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا قَالَتَا لا
نَسْقِي حَتَّى يُصْدِرَ الرِّعَاءُ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ
(٢٣)فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي
لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

"Dan tatkala Nabi Musa menghadap kejurusan negeri Mad-yan ia berdoa
(lagi): "Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar". Dan
tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana
sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai
di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat
(ternaknya). Musa berkata: "Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?"
kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami),
sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang
bapak Kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya". Maka Musa
memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian Dia
kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: "Ya Tuhanku Sesungguhnya aku
sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku". (QS
Al-Qoshos : 22-24)

Ibnu Abbaas radhiallahu 'anhumaa berkata :

سَارَ مُوْسَى مِنْ مِصْرَ إِلَى مَدْيَنَ، لَيْسَ لَهُ طَعَامٌ إِلاَّ
الْبَقْلَ وَوَرَقَ الشَّجَرِ، وَكَانَ حَافِيًا فَمَا وَصَلَ مَدْيَنَ
حَتَّى سَقَطَتْ نَعْلُ قَدَمِهِ. وَجَلَسَ فِي الظَّلِّ وَهُوَ صَفْوَةُ
اللهِ مِنْ خَلْقِهِ، وَإِنَّ بَطْنَهُ لاَصِقٌ بِظَهْرِهِ مِن
الْجُوْعِ...وَإِنَّهُ لَمُحْتَاجٌ إِلَى شَقِّ تَمْرَةٍ

"Nabi Musa berjalan dari negeri Mesir menuju negeri Madyan, ia tidak
memiliki makanan kecuali mentimun dan daun-daun pohon. Ia tidak
memakai alas kaki, karena tatkala sampai di negeri Madyan sendalnya
putus. Lalu ia duduk dibawah rindangan pohon –padahal ia adalah orang
yang dipilih Allah- dan perutnya telah menempel dengan punggungnya
karena saking laparnya,... Dan sesungguhnya ia sangat membutuhkan
sepenggal butir kurma" (Tafsir Ibnu Katsir 6/227)

Lihatlah Nabi Musa 'alaihis salam dengan tanpa ragu-ragu memohon dan
berdoa kepada Allah karena kelaparan. Bukankah dalam hadits qudsi
Allah berfirman :

يَا عِبَادِي! كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ؛
فَاسْتَطْعِمُوْنِي أُطْعِمْكُمْ.
"Wahai hamba-hambaKu, kalian seluruhnya lapar kecuali yang Aku berikan
makanan kepadanya, maka mintalah makanan kepadaku niscaya Aku akan
berikan kepada kalian." (HR Muslim no 2577)

Seseorang hendaknya tidak ragu-ragu untuk menunjukkan kebutuhannya dan
kehinaannya kepada Allah, sesungguhnya Allah menyukai hal tersebut
nampak pada hamba-hambaNya.

As-Syaikh As-Si'di berkata ;
استِحْبَابُ الدُّعَاءِ بِتَبْيِيْنِ الْحَالِ وَشَرْحِهَا، وَلَوْ كَانَ
اللّهُ عَالِمًا لَهَا، لِأَنَّهُ تَعَالَى، يُحِبُّ تَضَرُّعَ عَبْدِهِ
وَإِظْهَارَ ذُلِّهِ وَمَسْكَنَتِهِ
"Disunnahkan berdoa dengan menjelaskan kondisi kesulitan yang
dihadapi, meskipun Allah mengetahui kondisi tersebut, karena Allah
ta'aala menyukai perendahan hamba dan sang hamba yang menunjukkan
kehinaan dan kelemahannya." (Taisiir Al-Kariim Ar-Rahmaan hal 618)

Mengeluh Kepada Allah Sunnah Para Nabi

Karenanya berdoa dengan menunjukkan kehinaan dan kerendahan merupakan
sunnah para nabi, dan hal ini sama sekali tidak mengurangi kesabaran
mereka.

Allah berfirman
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ
أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku),
Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang
Maha Penyayang di antara semua Penyayang". (QS Al-Anbiyaa' : 83)

Lihatlah Nabi Ayyub 'alaihis salaam mengeluhkan kondisinya kepada
Allah, akan tetapi hal ini sama sekali tidak mengurangi kesabaran.
Justru inilah yang disukai oleh Allah, tatkala seseorang menampakkan
kekurangan dan kebutuhannya kepada Allah. Karenanya Allah berkata
tentang Ayyub :
إِنَّا وَجَدْنَاهُ صَابِرًا نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ
"Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah
Sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia Amat taat (kepada Tuhan-nya)" (QS
Shood : 44)

Allah juga berfirman tentang Nabi Ya'quub 'alaihis salaam;
قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ
اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ
Ya'qub menjawab: "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan
kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu
tiada mengetahuinya." (QS Yuusuf : 86)

Dan Allah telah menyebutkan tentang janji Ya'quub untuk menjadi orang
yang sabar,
وَجَاءُوا عَلَى قَمِيصِهِ بِدَمٍ كَذِبٍ قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ
أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا فَصَبْرٌ جَمِيلٌ وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ عَلَى
مَا تَصِفُونَ
Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah
palsu. Ya'qub berkata: "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang
baik perbuatan (yang buruk) itu; Maka kesabaran yang baik Itulah
(kesabaranku). dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap
apa yang kamu ceritakan." (QS Yuusuf : 18)

Allah juga berfirman:
قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا فَصَبْرٌ جَمِيلٌ
عَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَنِي بِهِمْ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ
الْحَكِيمُ
Ya'qub berkata: "Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan
(yang buruk) itu. Maka kesabaran yang baik Itulah (kesabaranku).
Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku;
Sesungguhnya Dia-lah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana" (QS
Yuusuf : 83)

Mengeluh yang tercela adalah keluhan yang menunjukkan protes atau rasa
marah terhadap taqdir Allah. Adapun mengeluh kepada Allah dengan
menunjukkan kelemahan dan kehinaan serta ketidakmampuan dalam rangka
untuk meminta pertolongan Allah, maka inilah yang disukai oleh Allah
dan terpuji. Bahkan Allah menguji para hamba-Nya agar terdengar
keluhan mereka, doa, dan permohonan mereka kepada-Nya. Dan Allah tidak
suka dengan sikap mereka yang sok tegar dan tidak mau mengeluhkan
keluhan mereka kepada Allah. (Lihat penjelasan Ibnul Qoyyim
rahimahullah dalam Ar-Ruuh hal 259)

Al Madinah Al Nabawiyah, 17-01-1434 H / 01 Desember 2012 M

Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja
www.firanda.com
http://www.firanda.com/index.php/artikel/wejangan/346-berkeluh-kesahlah-hanya-kepada-allah