Ilmu
merupakan pertanda kebaikan bagi pemiliknya. Akan tetapi, indikator baik ini
tidak begitu saja melekat pada seseorang secara otomatis. Sebab, ajaran-ajaran
Islam bukan simbol-simbol kosong tanpa makna, namun harus teraplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari dan bermuara pada datangnya tangis seseorang karena takut
kepada Allah Azza wa Jalla .
Sudah berkembang di masa lalu, tangis
seorang hamba karena takut kepada Allah Azza wa Jalla merupakan tanda ilmu
seseorang bermanfaat bagi dirinya. Salah seorang generasi Salaf mengatakan,
"Seseorang yang telah dikaruniai ilmu, tetapi tidak membuatnya menangis (takut
karena Allah Azza wa Jalla ), sepantasnya ia tidak memperoleh ilmu yang
bermanfaat. Sebab Allah Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا
الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهِ إِذَا يُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ يَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ
سُجَّدًا ﴿١٠٧﴾ وَيَقُولُونَ سُبْحَانَ رَبِّنَا إِنْ كَانَ وَعْدُ رَبِّنَا
لَمَفْعُولًا ﴿١٠٨﴾ وَيَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ
خُشُوعًا
"Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya
apabila al-Qur'ân dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka
sambil bersujud. Dan mereka berkata: "Maha suci Rabb kami; sesungguhnya janji
Rabb kami pasti dipenuhi". Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil
menangis dan mereka bertambah khusyu'. [al-Isrâ/17:107-109]
Imam Ahmad
rahimahullah berkata, "Substansi ilmu adalah khasy-yatullah (rasa takut kepada
Allah Azza wa Jalla )
Ketika sebuah ilmu tidak bermanfaat bagi
pemiliknya, maka akan menjadi bumerang bagi dirinya di akhirat kelak. Akan
menjelma penggugat yang sangat menyulitkan di saat semua orang benar-benar
membutuhkan pembelaan dan bantuan dari pihak lain.
Dari sini, seorang
Muslim sedikit mengerti mengapa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengajarkan kepada kita doa perlindungan dari ilmu yang tak bermanfaat.
Dari Zaid bin Arqam, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam membaca doa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ
يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ
لَهَا
Ya Allah Azza wa Jalla , aku berlindung kepadamu dari ilmu yang
tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu', dan dari jiwa yang tidak pernah
merasa kenyang, serta dari doa yang tidak dikabulkan [1]
Syaikh Husain
al-'Awâyisyah dalam Wasy-yus Hulal Fi Marâtibil 'Ilmi Wal 'Amal (hlm. 38)
berkata, "Sesungguhnya doa permohonan perlindungan kepada Allah Azza wa Jalla
dari ilmu yang bermanfaat, yang dilantunkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam mencakup banyak hal.
Coba lihat umpamanya buku-buku filsafat
dan kitab-kitab ulama ilmu kalam, telah begitu menyebar dan berada dimana-mana.
Diajarkan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Seorang yang mempelajarinya,
mesti menghabiskan waktu yang banyak untuk memahami maksud penulisnya. Apabila
telah memahaminya, ia baru sadar, tidak ada keuntungan apa-apa bagi agama dan
dunianya setelah mendalami 'ilmu-ilmu' itu.
Fakta lain, seseorang
menghabiskan sekian tahun untuk menghafal banyak persoalan, yang tidak ada
sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dan juga tidak mendekatkan dirinya kepada
Allah Azza wa Jalla.
Berapa banyak sejarah orang-orang yang tidak
berharga dan berkelakuan buruk, namun biografi mereka dijadikan bahan-bahan
ujian dan materi untuk memperoleh gelar akademis. Orang yang mendalami biografi
itu pun akan memperoleh kredit point tinggi di dunia internasional?!.
Ternyata orang itu buta terhadap sejarah perjalanan hidup Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam , tidak mengetahui tafsir surat terpendek
sekalipun, tidak menguasai hukum fikih dalam persoalan yang harus diketahui oleh
setiap Muslim. "
Semoga Allah Azza wa Jalla menganugerahkan keikhlasan
dan ilmu yang bermanfaat bagi kita sekalian. Wallâhu a'lam
[Disalin dari
majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XII/1430H/2009M. Diterbitkan Yayasan Lajnah
Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo.
http://almanhaj.or.id/content/3771/slash/0/rasulullah-shallallahu-alaihi-wa-sallam-memohon-perlindungan-dari-ilmu-yang-tidak-bermanfaat/