Selasa, 02 Desember 2014
KUNCI-KUNCI RIZKI MENURUT AL-QUR'AN DAN AS-SUNNAH
1. Allah Yang Mahaagung dan Mahaperkasa menjadikan beberapa sebab dan kunci untuk rizki, di antaranya :
• Istighfar (memohon ampun kepada Allah) dan taubat kepadaNya. Dan yang dimaksud adalah melakukan keduanya dengan perkataan dan perbuatan.
• Takwa. Dan hakikatnya adalah menjaga diri dari yang menyebabkan dosa atau mentaati perintah-perinta Allah dan menjauhi larangan-larangnNya atau menjaga diri dari sesuatu yang menyebabkan siksa, baik dengan melakukan perbuatan atau meninggalkannya.
• Tawakal. Yaitu menampakkan kelemahan serta bersandar sepenuhnya kepada Allah semata.
• Beribadah sepenuhnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yaitu bersungguh-sungguh dalam mengkonsentrasikan hati ketika beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
• Mengiringkan haji dengan umrah. Maksudnya,melakukan salah satu lalu melanjutkannya dengan yang lain.
• Silaturahim. Yaitu berbuat baik kepada kerabat/keluarga dekat.
• Berinfak di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yaitu berinfak untuk sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala.
• Memberi nafkah kepada orang yang sepenuhnya menuntut ilmu syar’i (agama)
• Berbuat baik kepada orang-orang yang lemah.
• Berhijrah di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yakni keluar dari negeri kafir ke negeri iman untuk mencari keridhaan Allah sesuai dengan syariatNya.
2. Istighfar dan taubat itu wajib dengan perkataan dan perbuatan. Sebab beristighfar dan bertaubat denan lisan saja tanpa perbuatan, maka hal itu adalah prilaku para pendusta. Sebagaimana takwa itu harus dengan menjaga diri dari berbuat maksiat kepada Allah, mentaati perintah-perintahNya serta menjauhi larang-laranganNya. Dan sungguh pengakuan semata, sama sekali tidak bermanfaat, baik di dunia maupun di akhirat.
3. Bertawakal dan beribadah sepenuhnya kepada Allah tidaklah berarti meninggalkan usaha untuk mencari penghidupan.
4. Silaturahmi itu tidak saja terbatas dalam hal harta, tetapi menyambung (memberikan) apa yang mungkin diberikan dari kebaikan kepada keluarga dekat, serta menolak bahaya dari mereka sesuai dengan kemampuan. Dan silaturahim dengan ahli maksiat tidaklah menuntut adanya kecintaan, kasih sayang dan mendiamkan kemaksiatan mereka, tetapi silaturahim dengan mereka adalah berusaha menghalangi mereka dari melakukan kemaksiatan.
Kemudian saya wasiatkan kepada saudara-saudaraku di segenap penjuru dunia untuk tetap berpegang teguh dengan sebab-sebab rizki tersebut. Sebab kebaikan adalah dengan berpegang teguh terhadap apa yang disyariatkan Sang Pencipta dan keburukan adalah dengan berpaling darinya. Allah berfirman.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan. [al-Anfal/8 : 24]
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ﴿١٢٤﴾قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَىٰ وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا﴿١٢٥﴾قَالَ كَذَٰلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا ۖ وَكَذَٰلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَىٰ
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan".[Thaha/20 :124-126]
Semoga shalawat, salam, dan keberkahan dilimpahkan kepada Nabi kita, keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Kemudian akhir dari doa kita adalah “ Alhamdulillah Rabb al-Alamin”.